Berbagi tips fotografi

Temukan berbagai tips foto jitu dari berbagai fotografer lokal maupun internasional sehingga bukan tidak mungkin lagi Anda bisa mendapatkan gambar terbaik yang bisa Anda miliki.

Tutorial pilihan

Tutorial editing foto merupakan hal yang perlu Anda pelajari sebagai seorang fotografer yang ingin menghasilkan foto yang "matang".

Inspirasi karya

Kini Anda tidak perlu gelisah karena hampir kehabisan ide karya Anda. Di sini kami menyajikan berbagai karya populer dari seluruh dunia yang dapat menginspirasi Anda untuk menemukan ide baru.

Event terdekat

Satu hal penting dari fotografi adalah perkumpulannya yang solid, jadi hadirilah event menarik yang kami informasikan untuk Anda agar bisa mendapat wawasan baru mengenai fotografi.

List Widget

Senin, 16 Januari 2012

Cara menghitung GN (GUIDE NUMBER) flash


Istilah Guide_Number (GN)

GN : Singkatan dari guide number, yaitu kekuatan daya pancar cahaya lampu kilat yang merupakan perkalian antara jarak (dalam meter atau feet) dan diafragma.
Kekuatan lampu kilat diukur dengan istilah GN (Guide Number) yang menggambarkan kemampuan menerangi objek dalam jarak tertentu, dalam satuan meter. Lampu kilat modern sudah mendukung teknologi TTL yang bisa diatur kekuatannya sesuai jarak objek ke kamera, sehingga resiko terlalu terang atau terlalu gelap bisa dihindarkan.

Cara menghitung power lampu flash.  Asumsi yg saya pergunakan adalah pada pemotretan menggunakan portable flash semacam SB atau Yong Nuo. Kita sering menjumpai kasus dimana kita sebagai fotografer harus menghitung berapa Power yang sebaiknya dipakai dalam pemotretan apakah full, ½,1/4 atau 1/8 dan seterusnya. Sebelumnya harus dipahami rumus umum perhitungannya adalah sebagai berikut :
Rumus GN adalah     :
GN: Jarak = Diafragma
Contoh kasus :
Sebuah lampu flash dengan GN 45, dipakai memotret obyek berjarak 3 meter ( jarak lampu dan obyek adalah 3 meter ), kita memakai diafragma sebesar 5,6.  berapa power yang sebaiknya dipakai pada pemotretan itu ?
Rumus :
*   GN : jarak   ====>  45/3 meter = 15 meter dianggap 16 ( f 16)
*   Padahal yang dikehendaki adalah f 5,6
*   Maka yg terjadi adalah selisih antara f16—– dengan ——–f 5,6
*   Selisihnya adalah sebesar   f16—-f 11—-f 8—-f 5,6. Lihat bahwa ada 3 stop
*   Maka power yang dipakai harus turun 3 stop juga full—-1/2—-1/4—-1/8
*   Power yang harus dipakai pada lampu flash adalah 1/8
Demikian cara menghitung power flash, semoga penjelasan sederhana ini ada manfaatnya

Minggu, 15 Januari 2012

Free Workshop "Fotografi Serangga" 23 januari 2012

Yayasan Peduli Konservasi Alam (PEKA) Indonesia, Pengurus Pusat Perhimpunan Entomologi Indonesia (PEI) dalam rangka Kongres VII dan Symposium Nasional, akan mengadakan workshop fotografi serangga.

Waktu: 23 Januari 2012 
Pukul: 13:00 – 16:00
Tempat: Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga Bogor.
Pembicara: Ferry Widjaja

Sekilas Materi:
1. Fotografi serangga secara umum
1a. Kamera (D)SLR vs poket
1b. Lensa
1c. Flash - pro dan kontra
1d. Tripod - pro dan kontra
1e. Shutter, Aperture (DOF) & ISO
1f. Komposisi, pencahayaan
1g. Cropping dalam photography serangga
1h. Microphotography using layers
1i. Tanya jawab

2. Kenali objek serangga anda
2a. Tingkah laku serangga, siklus hidup, makanan dan informasi lain nya 
2b. contoh-contoh untuk 2a

3. Foto dan menulis
3a. Berbagi pengalaman untuk hanya memasukan foto ke majalah dan foto dengan tulisan ke majalah
3b. Foto dulu baru menulis atau menulis dahulu baru mencari objek
3c. Keindahan foto dan kualitas tulisan

Pendaftaran melalui email: photography.insect@yahoo.com dengan mencantumkan Nama lengkap, Alamat dan Nomor HP 

CP: hertab (0813-813-0-8008)

Tentang Penulis: Sejarah di bidang fotografi

Bergelut di dunia fotografi sesungguhnya dengan menggenggam kamera DSLR memang terbilang baru bagi saya. Namun bila melihat seperti apa saya sekarang tidaklah dapat dipisahkan dari masa lalu saya yang selalu penasaran dengan dunia seni visual baik itu gambar, foto maupun video. Semenjak di taman kanak-kanak (TK) hobi saya dalam menggambar boleh dibilang sudah cukup progresif hingga terus terbawa sampai masa SD dimana saya selalu meraih nilai A untuk kegiatan menggambar, mesipun tidak pernah dilombakan saya merasa puas menjalaninya.

Menginjak bangku SMP saya mulai terbiasa dengan kamera digital maupun handycam dimana saya sering diperintahkan untuk mengabadikan momen-momen tertentu yang diselenggarakan sekolah. Kepercayaan ini yang diberikan ini terus berlanjut hingga saya sekolah di SMK dengan jurusan Multimedia, saya sering sekali terlibat dalam acara sekolah sebagai kamerawan maupun fotografer untuk mendokumentasikan acara-acara yang ada. Tidak sampai di situ, kurikulum yang di ajarkan jurusan saya juga menuntut siswanya dapat membuat film pendek. Di sinilah saya memulai pengetahuan saya yang lebih dalam mengenai dunia fotografi maupun sinematografi.

Setelah lulus dari SMK, saya melanjutkan studi di Politeknik Negeri Semarang (POLINES) dengan jalur PMDK. Awalnya saya yakin kalau di situ saya dapat menuntut pendidikan yang lebih baik lagi terutama di bidang komputer yang pernah saya dapatkan di SMK karena saya pikir masih terkait dengan Multimedia, tetapi ternyata itu salah! Setelah beberapa bulan menjalani kuliah di sana saya selalu dipusingkan dengan rumus matematika maupun fisika yang sebenarnya tidak saya sukai semenjak kecil. Oleh karena itu, saya memutuskan keluar dari kampus tersebut setelah menjalani ujian semester pertama.

Selanjutnya bukan hal mudah bagi saya untuk menentukan kampus yang tepat demi melanjutkan studi saya yang sempat terhenti karena saya tidak boleh gagal lagi nantinya. Dengan alasan itu lah saya mulai rajin mencari informasi mengenai universitas mana dan jurusan apa yang sekiranya dapat menunjang bakat dan minat saya. Akhirnya saya memutuskan mendaftar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada jurusan Ilmu Komunikasi dengan pertimbangan banyak sekali mata kuliah yang berkaitan dengan bidang saya sukai seperti bidang Multimedia yang disinggung di atas. Selain itu pendaftarn di UMY menawarkan kemudahan dan murah tentunya, beruntung sekali saya mendapat potongan biaya sehingga tidak perlu membayar penuh.

Setelah menjalani kuliah di sini semua berjalan sangat menyenangkan, berbeda dengan apa yang saya alami sebelumnya di Semarang. Teman-teman, dosen maupun karyawan sangat friendly dan mengasikkan. Terutama dosen Creative Thingking, pak Deddy Setiawan. Beliau sangat baik dan menyenangkan, materi kuliah yang disampaikan pun sangat berbeda dengan mata kuliah yang lain dimana sangat memotivasi mahasiswanya untuk berpikir kretif dan inovatif.

Dengan beberapa kali mengikuti kuliahnya mendorong saya untuk dapat berkarya lebih baik lagi lewat fotografi tentunya. Saya menggunakan kamera  Canon EOD 60D dengan lensa canon EF 50mm f/1.8 dan tamron 70-300mm.

e-Book Tips Photoshop for Photography: Cara Membuat Efek ROL (Ray of Lights) pada Foto di Photoshop


Baru-baru ini, saya mendapat PM (private message) dari sahabat saya di Bandung Sriwijaya, yang memohon pencerahannya untuk membuat ROL (Ray of Lights). Saya menjawab bahwa, foto-foto sederhana saya yang menampilkan ROL, itu asli dari alam atau ROL asli dari Tuhan. Hal itu saya dapat dari pengalaman. Biasanya saya membaca situasi alam atau gejala alam, jika jam 10 malam turun hujan atau jam 3 pagi hujan turun dan menjelang subuh langit cerah berbintang, apalagi pas pagi jam 05.30 matahari muncul dengan cerahnya maka ROL dipastikan akan muncul.
Biasanya, ROL akan muncul terjadi karena penguapan suhu; dari suhu yang lembab dan sedikit dingin di sela-sela dedaunan dan di tambah dengan cahaya matahari yang cerah. Coba sahabat cari lokasi/spot di rumpun bambu yang tanahnya ada lumutnya.
Berikut ini, saya sedikit berbagi tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada sahabat pendahulu yang sudah membuat artikel membuat ROL dengan photoshop. Semoga bermanfaat!

Memasuki realisme Brooke Shaden




Brooke Shaden adalah seorang fotografer seni rupa yang tinggal di kota yang terkenal Los Angeles. Gairahnya terletak dalam menciptakan dunia baru melalui fotografi dan visinya melampaui bidang kamera, menciptakan gambar yang menyerupai lukisan dan berbicara dari luar era kita. Setiap gambar memiliki cerita tersendiri.

Untuk informasi lebih lanjut tentang Brooke, periksa website nya diBrookeShaden.com . Silahkan lihat juga di account-nya di Flickr atau follow di Twitter @ brookeshaden .
Dia mulai menciptakan potret diri untuk kemudahan dan untuk memiliki kontrol penuh atas gambar, dan telah berkembang menjadi seorang seniman potret diri. Potret diri baginya tidak otobiografi di alam. Sebaliknya, ia berusaha untuk menempatkan dirinya dalam dunia dia ingin kita bisa hidup, di mana rahasia hanyut keluar di tempat terbuka, di mana tidak mungkin menjadi mungkin. - Brooke Shaden

Fotografi editorial mengagumkan oleh Dean Bradshaw




Dean Bradshaw adalah salah satu contoh seseorang yang luar biasa dalam cinta dan gairah melalui karyanya. Dia seorang fotografer Australia dan seniman digital yang tinggal di Southern California Amerika Serikat. Ini merupakan fotografi editorial yang berbeda untuk merek maupun publikasi dan saya harus mengakui bahwa foto-foto yang begitu kaya dan terperinci dalam pencahayaan. Juga tidak begitu jelas lagi hidup dalam warna.

Untuk informasi lebih lanjut tentang Dekan Bradshaw, memeriksa lebih lanjut dari pekerjaan ini pada DeanBradshaw.com.au atau follow di Twitter @ deanbradshaw .
Fotografi editorial mengacu pada gambar di sebuah majalah tetapi bukanlah iklan. Merupakan foto-foto yang ditampilkan bersama dengan artikel, bahkan sampul majalah. Beberapa fotografer hanya bekerja untuk jenis editorial, dan lainnya tidak hanya editorial namun juga komersial. - Definisi Fotografi Editorial